Sabtu, 28 Februari 2015

Creepypasta Real Story

"KERINGAT"

Cerita ini menceritakan tentang seorang
anak laki-laki yang mengidap penyakit
yang membuat dirinya tidak pernah
berkeringat seumur hidupnya, sampai
suatu kejadian menakutkan telah terjadi
yang membuat dirinya selamat dari
bahaya kematian.
Dokter telah memvonis ku bahwa aku
mengidap Anhidrosis yang cukup berat
semenjak aku kecil. Kau tau? Ini sungguh
menyiksa fisik dan mentalku. Bahkan
dokter memberitahu bahwa penyakit ini
bisa menyebabkan hal yang fatal, yaitu
kematian.
"Tolong... Beri aku keringat" hanya kalimat
itu yang terucap ketika aku sedang
berdoa. Disetiap waktu, kalimat itu terus
membayangiku, menghantuiku. Berharap
itu menjadi kenyataan.

Sudah berapa banyak biaya orang tuaku
terus berusaha mengobati penyakitku ini,
namun juga tak kunjung bisa
menyembuhkanku. Aku hanya bisa
terbaring di ranjangku dikamarku yang
gelap karena semua pintu jendela dikunci
berharap ruangan akan menjadi panas
dan tubuhku pun otomatis akan
mengeluarkan keringat. Tapi sepertinya
itu tidak ada hasilnya.

Aku hanya terbaring lemas di ranjang
karena penyakitku ini membuat tubuhku
tak berdaya. Kamarku gelap dan aku
sendirian di rumah. Ibuku sedang
kerumah sakit untuk berkonsultasi
tentang penyakitku ini kepada dokter.
Ayah sedang ada di meja kerjanya
mengerjakan sesuatu yang harus dia
selesaikan.
Aku menatap langit-langit kamarku,
melamunkan sesuatu yang aku tidak tau
sebenarnya apa yang kulamunkan itu.
Sampai satu suara menyakitkan
mengagetkanku.
Kreeeeeeeeeet...
Suara itu berasal dari pintu kamarku.
Aku melihat sedikit celah di pintu kamar.
Aku melihat pintu itu membuka
perlahan.
Kreeeeeeeeeet...
Aku mengira itu ayah lantas aku
memanggilnya dengan suara pelan.
"Ayah? Kaukah itu?" Dia tidak menjawab.
Aku mulai curiga itu bukan ayah. Aku
mulai ketakutan. Aku menutup mataku
berharap ini halusinasiku saja. Tetapi
tidak! Pintu itu membuka semakin lebar!
Aku dapat melihatnya, sesosok makhluk
yang sangat aneh. Dia memiliki tubuh
yang kurus, jangkung dan sangat tinggi.
Tapi dia tidak berdiri! Dia berjalan
seperti anjing, tapi aku tau dia bukan
anjing-anjing seperti yang kulihat di
depan rumahku setiap pagi. Dia memiliki
tubuh seperti manusia, ya aku tahu hanya
jalannya saja seperti anjing.
Membungkuk perlahan menghampiriku.
Aku sangat takut! Ketakutan telah
mengendalikan tubuhku sepenuhnya.
Aku hanya bisa terbaring lemas tak
berdaya ketika menyaksikan makhluk itu
menaiki tubuhku dan wajahnya sekarang
menatap tajam kearah mataku. Aku bisa
melihat wajahnya sekarang, sangat usang!
Penuh tonjolan yang mengeluarkan bau
busuk dan liur hitamnya menetes tepat
kebibirku. Perlahan tapi pasti wajahnya
mulai mendekat kearah telinga... Dia
bergumam. Tapi sangat pelan sehingga
aku tak dapat mendengarnya. Perlahan
gumamannya mulai terdengar jelas.
Mulai terdengar jelas...
"APA KAU MAU KERINGAT, KAU MAU
KERINGAT???!!!"
Dia berteriak di telingaku dengan
suaranya yang menggema keseluruh
ruangan. Dia mulai menganga
menunjukan giginya yang kuning seolah
ingin memakanku mulai dari kepala! Aku
berteriak sekuat tenagaku!
AAAAAAAAAAA!!!
Tiba-tiba ayah membangunkanku ,
mengguncang tubuhku dengan keras. Aku
memeluk ayah dan menangis di dadanya.
Dia menenangkanku dan mengatakan itu
hanya mimpi. Aku pun bisa sedikit
tenang. Aku agak sedikit tidak nyaman,
ya tuhan. Aku bisa mencium bau
keringatku, keringatku membasahi
seluruh tubuhku. Ayahku bahagia melihat
itu, begitu pun juga dengan ibuku yang
baru pulang.
Sejak saat itu, dokter memberitahu
bahwa aku sudah sembuh dari
Anhidrosis, aku mulai beraktivitas seperti
biasa, bermain bersama teman-teman di
sekolah, dan akupun menceritakan
mimpi menyeramkan itu pada temanku
di dalam kamarku sambil mengerjakan
tugas dari sekolah. Dan jendela pun
sekarang bisa kubuka. Menerangi seluruh
ruangan kamarku.
"Sepertinya kau harus berterima kasih
pada
makhluk itu, kawan" "ha ha, iya rasanya
aku ingin sekali bertemu dengan makhluk
bergigi kuning itu untuk mengucapkan
terima kasih." aku menyeletuk kepada
Andre. Kami pun tertawa bersama-sama.
Handphone berdering dalam tas dan aku
pun mengambilnya. Seketika aku terpaku
dan keringat dingin membasahi seluruh
tubuhku. Kulihat ternyata Andre yang
menelponku. Aku memandang seseorang
yang mirip Andre di hadapanku. Dia
hanya tersenyum lalu kembali dengan
wajah datar yang mengerikan! Dia
berkata. "hmm.. Sekarang, ucapkanlah... "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar